Oleh: Apriani, S.Pd
Pelajaran matematika dianggap pelajaran yang sulit oleh siswa jika dibandingkan dengan pelajaran lain. Rata – rata siswa mengatakan bahwa matematika susah dimengerti, banyak rumusnya, dan banyak alasan –alasan yang lain. Padahal matematika penerapanya sering digunakan untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari – hari. Oleh sebab itu, perlu dipikirkan penyelesaian agar tidak berdampak negative dikemudian hari.
Menyrut Yamin (2013) guru yang efektif adalah guru yang mampu menerapkan beragam metode melalui pendekatan. Proses pembelajaran yang tidak lagi berpusat pada guru akan memberikan dampak yang baik bagi perkembangan siswa. Ketika guru melakukan pembelajaran menemukan beberapa kendala. Guru sudah mengajarkan materi sesuai dengan Capaian pembelajaran yang telah ditentukan dan memberikan konsep – konsep dasar pada awal pembelajaran. Guru mendapatkan kesulitan dalam membuat media pembelajaran yang menggunakan untuk siswa serta memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran.
Selain itu, Materi Sistem pertidak samaan linear dua variable yang diberikan kepada siswa hanya materi yang ada pada buku pelajaran. Sehingga peserta didik mengalami kesulitan dalam memecahkan masalah Sistim Pertidaksamaan Linear Dua Variabel. Agar kegiatan pembelajaran dapat terlaksana lebih baik yaitu sebaiknya media pembelajaran menggunakan benda – benda nyata atau kontekstual agar siswa lebih mudah memahami materi pembelajaran, dan guru mengikuti pelatihan – pelatihan dan mencari refrensi-refrensi tentang penggunaan metode pembelajaran yang tepet.
Menurut Hamalik dalam Kustandi dan Sujipto (2013), pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan pembelajaran, dan bahkan membawa pengaruh – pengaruh psikologi terhadap siswa. Sehingga media sangat dibutuhkan untuk merangsang siswa belajar lebih aktif ketika mengikuti pembelajaran.
Karakteristik siswa SMK jurusan teknik ketika pelajaran matematika dijam terakhir selalu ngantuk dan tidak semangat, maka guru menggunakan media benda nyata atau kongkrit dengan konsep permaianan. Guru menciptakan pasar kecil dikelas dengan jual beli seperpat motor pada bab Sistem persamaan pertidaksamaan linear dua variabel, peserta didik ada yang berperan jadi penjual dan pembeli sehingga suasana kelas bisa hidup dan tidak membosankan. Yang jadi penjual bias menghitung keuntungan maksimal yang bias didapatkan dan yang membeli dapat menghitung belanjaan sesuai dengan kebutuhan. Dari kegiatan tersebut siswa juga bias membahasakan masalah sehari – hari kedalam bahasa matematika sehingga dapat memecahkan masalah dalam kehidupan nyata.
Berdasarkan pengalam penulis dalam menerapkan media benda nyata atau kongkrit dengn metode permaian pasaran tersebut disekolah dapat diambil kesimpulan bahwa penerapan media benda nyata atau kongkrit dengan metode pasaran praktis digunakan untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar peserta didik terutama pelajaran Matematika.