Oleh : Ervina Dian Novitasari, S.Pd

Pada tahun 2019 hingga tahun 2022, negara ini dilanda bencana penyakit covid 19. Corona Virus Disease 2019 atau yang biasa disingkat COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh SARS-CoV-2, salah satu jenis koronavirus. Penderita COVID-19 dapat mengalami demam, batuk kering, dan kesulitan bernafas. Penyakit ini muncul pada bulan Desember tahun 2019 yang pada awal melanda negara China kemudian menyebar masuk ke Indonesia. Penyebaran virus ini sangat mudah dan cepat sehingga menyebabkan berbagai sekolah di Indonesia diliburkan selama 2 minggu untuk menghindari penyebaran virus pada usia sekolah. Namun, dikarenakan virus masih dapat terus menyebar lebih luas sehingga kebijakan meliburkan siswa terus diperpanjang secara berkala hingga 2 tahun. Kegiatan belajar mengajar tatap muka menjadi terkendala dan harus dilakukan dengan sistem daring atau berbasis online karena kegiatan belajar mengajar harus tetap berjalan.

Berbagai inovasi pembelajaran terus dilakukan oleh para guru demi tersampaikannya ilmu kepada siswa. Pembelajaran tatap muka dikelas digantikan dengan pembelajaran melalui google meet atau zoom. Wali kelas dituntut menjadi lebih aktif untuk berkomunikasi dengan siswa melalui whatsapp guna memantau aktivitas belajar siswa dan kelengkapan tugas-tugas yang diberikan oleh guru mapel. Pembelajaran sistem daring atau yang sering disebut dengan pembelajaran jarak jauh (PJJ) ini bukan tidak mengalami kendala. Terdapat berbagai kendala yang dialami guru maupun siswa diantaranya permasalahan sinyal atau koneksi internet yang tidak stabil, penyampaian materi yang kurang maksimal hingga berdampak pada kedisiplinan siswa. Guru dan siswa harus menyediakan kuota internet yang cukup agar dapat selalu mengikuti kegiatan pembelajaran. Sedangkan kondisi ekonomi siswa yang bersekolah di SMK Negeri 1 Kutasari tidak semuanya berkecukupan sehingga mengalami kesulitan untuk membeli kuota internet. Selain itu, letak geografis tempat tinggal mayoritas siswa sekolah kami berada di daerah pegunungan yang kurang sinyal internet. Hal tersebut menyebabkan menurunnya motivasi belajar siswa untuk mengikuti pembelajaran jarak jauh.

Permasalahan yang sering muncul pada siswa yaitu terkait absensi siswa dan pengumpulan tugas siswa menjadi tidak disiplin. Terdapat beberapa siswa sering absen tidak mengikuti pembelajaran jarak jauh sehingga wali kelas harus aktif menghubungi siswa hingga orang tua siswa untuk mengetahui penyebab ketidak hadiran siswa dalam pembelajaran jarak jauh. Hal tersebut juga melibatkan guru BK untuk melakukan home visit agar memperoleh solusi dari ketidakhadiran siswa. Kedisiplinan siswa terbukti menurun karena segala proses pembelajaran siswa dilakukan dirumah melalui media HP. Siswa merasa lebih dimanjakan dengan tidak perlu terburu waktu untuk datang ke sekolah seperti biasa sesuai jam pelajaran yang sudah ditentukan. Siswa lebih banyak berinteraksi dengan HP karena semua kegiatan pembelajaran dengan sistem online dan menjadi lebih fleksibel. Hal tersebut berdampak pada menurunnya kemampuan siswa dalam manajemen waktu. Kurangnya kedisiplinan siswa terbawa hingga saat ini saat pandemic berakhir dan pembelajaran tatap muka dapat dilaksanakan terbukti dengan meningkatnya intensitas siswa yang terlambat datang ke sekolah dan tingkat pelanggaran siswa juga bertambah. Berdasarkan permasalahan tersebut menjadi PR bagi guru dan orang tua untuk meningkatkan kedisiplinan siswa agar tercipta lulusan yang berkarakter dan siap untuk memasuki dunia kerja.