Oleh : Desi Sulfina Sari, S.Pd

Pada tahun 2021 kita masih dihadapkan pada permasalahan pandemi covid-19. Pandemi covid-19 ini memberikan dampak yang luar biasa di segala segi kehidupan masyarakat. Kegiatan ekonomi, pembangunan, pendidikan, dan kesehatan semuanya terdampak. Dalam berjalannya waktu 1 tahun lebih, pemerintah dunia maupun nasional berupaya untuk dapat mencari solusi untuk dapat menyelesaikan masalah ini. Program social distancing menjadi, PPKM, dan vaksinasi terus dilakukan untuk dapat mengendalikan penyebaran virus covid-19.

Gencarnya program vaksinasi bertujuan untuk dapat menciptakan kekebalan pada tubuh masyarakat untuk melawan virus covid-19. Program vaksinasi dilaksanakan secara bertahap dengan prioritas para tenaga kesehatan, sektor pemerintahan, sektor pendidikan dan pada akhirnya secara menyeluruh kepada masyarakat luas. Oleh karena itu dengan program vaksinasi yang telah berajalan, beberapa sektor mulai dicoba untuk dapat dijalankan lagi secara bertahap dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan, termasuk sektor pendidikan.

Sekolah-sekolah mulai diberi izin untuk melakukan pembejaran tatap muka (PTM) secara terbatas. Pembelajaran tatap muka (PTM) secara terbatas dilaksanakan dengan memperhatikan protokol kesehatan, sehingga PTM ini dapat berjalan lancar dan tidak menjadi kluster penyebaran covid. PTM dilakukan dengan berbagai syarat, termasuk pembatasan jumlah peserta didik yang dapat berkumpul di sekolah pada waktu yang sama. Selain itu waktu kegiatan belajar mengajar juga belum penuh seutuhnya seperti saat belum ada pandemi covid-19. Oleh karena itu model pembelajaran Blended Learning menjadi solusi pelaksanaan PTM secara terbatas.

Blended learning merupakan salah satu inovasi dalam dunia Pendidikan, dimana metode pembelajaran ini menggabungkan antara pembelajaran tatap muka di dalam ruangan kelas dan juga pembelajaran secara daring atau jarak jauh. Blended learning memiliki kelebihan yaitu fleksibel karena proses pembelajaran dapat dilakukan tanpa harus peserta didik ke sekolah sehingga dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun sesuai kesepakatan yang telah disetujui.

SMK Negeri 1 Kutasari sebagai sekolah yang melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) secara terbatas menerapkan Blended Learning dalam proses pendidikannya. Sekolah menyusun program untuk guru-guru dan peserta didik agar dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran secara efektif. Peserta didik yang melaksanakan tatap muka di sekolah dijadwal secara bergantian, sehingga semua siswa juga tetap dapat menerima pembelajaran tatap muka. Untuk pembelajaran jarak jauh ini, guru dan peserta didik melakukan pembelajaran menggunakan media seperti Zoom ataupun GoogleMeet. Guru juga dapat memberi tugas yang dapat dikerjakan oleh siswa kapan saja dengan batas waktu yang telah disepakati. Pengumpulan tugas ini biasanya melalui via email sehingga pembelajaran daring ini lebih efisien karena paperless.

Dalam pelaksanaan Blended Learning ini tentu belum sepenuhnya dapat berjalan secara maksimal. Hal ini tentu dikarenakan kebijakan aturan yang ada mengenai pembatasn jumlah peserta didik, selain itu juga terbatasnya sarana prasarana. Dalam pelaksanaan PTM dikarenakan dalam satu ruang kelas dibatasi maksimal 50% jumlah siswa maka guru harus bekerja keras 2 kali lipat dalam memberi pembelajaran kepada siswa. Sedangkan untuk pembelajaran jarak jauh, menemui kendala seperti perangkat handphone siswa yang tidak memenuhi spesifikasi, selain itu siswa juga mengeluhkan boros pulsa untuk pembelajaran jarak jauh. Selain itu kadang faktor sinyal juga mempengaruhi proses pembelajaran jarak jauh. Namun hal ini tidak mengurangi semangat Bapak Ibu Guru beserta para peserta didik untuk dapat melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Tentu dari setiap masalah yang ada tersebut selalu dicarikan solusi agar bagaimana KBM dapat berjalan secara efektif serta tujuan pembelajaran dapat tercapai.